Sunday 31 January 2016

CERPEN TASYA - AKU SERAHKAN AKHIR KISAHKU KEPADA WAKTU PART 2


Yosh!! udah dibaca nggak yang part 1 nya? makasih banyak yang udah setia membaca.. readers!! gumawo-yoo... arigatou gozaimazu.. dan terima kasih.. ayo, happy reading!!!


Aku Serahkan Akhir Kisahku Kepada Waktu (Lanjutan)
Aku pun baru saja tahu, perasaanku kepada Zayn mengandung resiko yang berat, perasaan sakit ketika hal yang tidak aku inginkan akhirnya datang. Waktu terasa lama dan setiap bayangan Zayn yang terlintas dikepalaku akan membuat goresan luka pada perasaanku yang tulus.
Ada bagian dari diriku yang menyuruhku untuk menjauhi Zayn sebelum ia membuat perasaanku menjadi lebih sakit. Namun, ada juga bagian dari diriku yang lain, yang menyuruhku untuk terus menyukainya, untuk terus dekat dengannya. Aku tak tahu harus mendukung bagian diriku yang mana. Waktu pun juga tidak dapat memilih.
Aku harus melupakan Zayn sebelum terlambat’ hal yang kuputuskan, namun ada sesuatu yang melarangku untuk melakukan hal tersebut. Didalam perasaanku yang terdalam, aku merasa sangat kesal jika harus melupakan Zayn. Aku merasa, melupakan Zayn hanya akan menambah luka, dan luka yang sangat dalam.
“Kok lu jadi aneh akhir-akhir ini cewek galak?” Tanya Zayn ketika aku mengatakan “bodoh” kepadanya. Aku tetap mengatakannya bodoh dengan kesal, namun ia tidak berhenti bertanya dan membuatku semakin kesal.
Zayn menghembuskan nafas panjang dan pergi menjauh dariku karena omelanku yang aneh padanya. Akupun tersadar, bahwa hanya ada aku dan Zayn yang tinggal disekolah. Aku juga tidak melihat pertanda kedatangan ibuku. Aku adalah seseorang yang takut sendirian, bahkan aku bisa jatuh sakit karena ketakutan. Aku tak tahu penyakit apa yang menerpa diriku. Yang aku tahu, aku tidak bisa sendirian.
“Zayn!!” Aku berteriak memanggil Zayn dan menahannya pulang. Aku meminta Zayn menemaniku menunggu jemputan orang tuaku. Awalnya ia menolak, namun setelah aku memohon kepadanya, ia pun setuju untuk menemaniku menunggu ibuku datang. Sesekali ia mengeluh ketika ibuku tak kunjung datang menjemputku. Namun, ia tetap menemaniku dengan beribu perdebatan yang entah siapa yang memulai. Tiba-tiba, suasana menjadi sunyi.
“Zayn, lu sukakan sama Lulu?” Tanyaku memecahkan sunyi.
“Nggak, jangan sok tau lu” Tolak Zayn dan membuat hatiku menjadi sedikit tenang. Aku terus memancing Zayn sampai aku puas atas jawabannya.
“Lu kok nanyain itu segala? Bukannya tadi lu ngambek? atau lu suka kali ya sama gue?” Tanya Zayn polos dan membuat jantungku berdebar-debar. Mendengar pertanyaannya tersebut, membuat aku membeku dan gugup.
“E-E-ENGGAK! GR banget sih lu jadi cowok” Bentakku kepada Zayn. Zayn terkekeh pelan melihat reaksiku terhadap pertanyaan yang ia lontarkan.
“Gak usah teriak-teriak juga, Cewek Galak. Gendang telinga gue sobek karna suara lu” Ledek Zayn dan aku pun memberikan pukulan ringan dilengan kanannya. Lalu, keheningan pun kembali menghampiri kami.
“Fei, gue nggak pernah suka sama Lulu. Apa lu pernah ngeliat gue deket sama Lulu? gue nggak pernah deket sama cewek” Kali ini, Zayn yang memecahkan keheningan dan kata-katanya membuatku menjadi gugup. Perasaan gugup dan senangpun menyatu dalam diriku.
“Tapi, kok lu bisa deket sama gue?” Tanyaku pada Zayn. Aku penasaran apa yang akan ia jawab atas pertanyaan anehku itu.
“Gue bisa deket kayak gini sama lu, karna lu itu cewek galak yang nyeselin banget tau!” Ledek Zayn padaku, aku memberikan pokerface padanya namun ia hanya menunjukkan senyumnya padaku, hal yang paling aku sukai pada diri Zayn.
“Fei, karna lu deket sama gue, jangan jauh dari gue ya. Karena mulai sekarang, kita sahabat” Ujar Zayn padaku. Aku hampir melompat kegirangan didepan Zayn. Aku tidak tahu kenapa Zayn mengatakan itu, entah ia menyukaiku atau ia memang menyukaiku, GR dan rasa senang menguasai diriku. Aku pun membalas ucapan Zayn dengan tersenyum dan mengangguk pelan. Kecanggungan pun menghampiri kami, lalu Kami tertawa bersama dan mengusir rasa canggung diantara kami.
Zayn dan aku menautkan jari kelingking tanda perjanjian sahabat. Zayn tersenyum menatapku. Dan tentu saja, aku juga tersenyum senang. Aku tidak tahu kapan momen ini akan berakhir, Aku meminta kepada waktu, untuk tidak mempercepat akhir momen ini. kalau aku bisa, aku ingin membuat waktu berhenti sebentar, untuk menikmati momen ini lebih lama lagi, bersama Zayn.
Aku pun tahu jawaban atas pertanyaanku. Tidak apa-apa aku terus menyukai laki-laki ini, karena ia adalah separuh semangatku. Tidak apa-apa aku menaruh perasaan padanya, karena sekarang ia akan selalu ada untukku.
Aku tidak tahu akhir kisah cintaku ini, apakah akan bahagia atau malah sebaliknya. yang aku tahu, bahwa Zayn sudah menjadi sahabatku, Zayn adalah pemilik hati kecilku. aku juga tidak harus menunggu waktu. Aku percaya pada waktu, bahwa ia akan memberikanku hari dengan disertai pelangi abadi. Waktu tidak akan menghianatiku, karena waktu menyayangiku.
Waktu memberikanku jamnya untuk menjalani hidupku yang singkat didunia ini. Waktu itu tidak tergantung atas detik, menit dan jam yang ia punya. Tapi, tergantung bagaimana aku memperlakukan waktu, dengan cara tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu menghargai waktu.
Saat ini, Zayn adalah sahabatku. Walaupun perasaan kasih sayang yang kuberikan, lebih dari sekedar sahabat. Tapi, aku tetap bahagia karena aku percaya, akhir kisah ini tidak akan melukaiku, perasaan ini tidak akan menghianatiku. Dan waktu, akan memberikan akhir terbaik untuk kisahku ini. kuserahkan halaman terakhir kisahku ini, kepada waktu.


No comments:

Post a Comment