SECARIK DIARI
Laki-laki yang sedang menjadi tokoh
utama di tulisanku ini adalah seorang teman. Seseorang ini, membuatku
memikirkannya setiap menit dan terkadang bisa membuatku tersenyum dalam kesunyian
ini, hanya dengan memikirkan hari ini dengannya, memikirkan hari yang lalu
dengannya, dan memikirkan hari esok dengannya, dengan pengalaman yang indah,
hanya itu yang dapat kupikirkan tentangnya.
Sebelum aku mengenalnya, aku selalu
berpura-pura kuat, padahal sebenarnya lemah saat itu sudah menguasai sebagian
dari diriku. Aku berpura-pura kuat. Nyatanya aku tidak merasakan kekuatan itu dimanapun.
Awalnya, aku tidak ingin tahu
tentangnya. Aku hanya menganggapnya seseorang, yang bahkan aku tidak peduli
akan namanya. Karena, aku tidak peduli akan tempat yang sedang aku naungi. Aku
menganggap, kehadiranku ditempat ini adalah sebuah kegagalan. Aku menderita,
pikirku.
Lalu, entah kenapa ia datang, hanya
karena kesalahan kecil ia datang, ia datang menjadi masalah baru untukku
disini. Ia membuatku menjadi ingin selalu berada didekatnya. Padahal, aku tahu,
kedekatanku dengannya saat ini tercipta karena rasa ibanya padaku. karena aku
yang tidak dapat memiliki seorang pun teman disini. Semua ini berawal dari
keterpaksaannya dan sampai hari ini pun ia masih menganggap ini sebagai
keterpaksaan.
Tapi, aku berpura-pura tidak sadar. Aku
tidak ingin sadar, bahwa ia sedang berpura-pura. Aku memutuskan, bahwa bisa
dekat dengannya sebagai teman seperti ini, aku senang. Dan hari ini aku pun
sadar, aku sudah lama menumbuhkan benih perasaan aneh ini.
Tidak bisakah aku menghancurkan benih
ini? karena, entah kenapa yang ada didalam tubuhku ini, merasa kesakitan akibat
kehadiran benih perasaan ini. namanya yang selalu terngiang dipikiran ini pun,
mulai bertindak egois dan memaksaku untuk memikirkannya setiap hari.
Tapi, jauh didalam lubuk hati kecilku
ini, aku ingin perasaan ini tetap aku jaga. Bagaimana? Aku lebih memilih untuk
menyakiti diriku sendiri, karena perasaan aneh ini.
Hai diary, apakah hari ini menjadi
pertanda baik atau pertanda buruk? Aku benar-benar tidak mengerti.
NB:
dikutip dari projek novel yang dianggap gagal, dan masih berusaha untuk mengupgrade-nya hingga berhasil diterbitkan. setidaknya, diterbitkan. dan, ini murni dari pengalaman(ada beberapa yg dari pikiran) dan perasaan. lebay? abaikan.
No comments:
Post a Comment