Tidak Sesuai Dugaan Tidak Sesuai Rencana
Aku sedang menulis dikertas ini. Seiring
dengan datangnya angin dan rintikan hujan yang indah dan menenangkan.
Aku memulai satu menit pertama dengan
melihat ke arah sekolahku yang luas. Melihat betapa indahnya semua ciptaan
tuhan dan nyamannya angin dan rintikan hujan datang. Dengungan ditelingaku yang
awalnya sangat mengganggu lambat laun menjadi tidak terdengar lagi.
Aku terasa tuli seketika, tidak dapat
mendengar suara orang-orang yang ada disekitarku dan hanya sejuknya siang
dengan angin dan rintikan hujan bersamaku. Dengan memejamkan mata seolah-olah
buta, merasakan angin yang menggerakkan dedaunan dan rintikan hujan yang
mengalun dengan indahnya. Perasaan nyaman dan tenang ini membuatku
mengingatnya, lalu tersenyum. Seakan aku ingin meneteskan air mata, namun aku
sedang bahagia.
Dimenit kedua, aku membuka mata dan
berjalan menuju kebawah, ingin merasakan angin ini lebih lama lagi. Pikirku.
Aku pergi menelusuri halaman depan sekolah, melihat parkir yang diisi dengan mobil mobil dengan pohon disetiap selingannya. Aku melihat mobil biru, yang dulunya aku akan langsung berlari mencari pemiliknya, karena rasa senangku akan kehadirannya sebagai seorang inspirasi dikehidupan sma-ku. Namun sayang, hari ini aku tidak merasakan perasaan yang sama. Aku yang terabaikan dan tergeser, tidak dapat lagi memikirkan dan merasakan perasaan yang sama. Sebagai seseorang yang penting dan aku tau, aku tidak selamanya dapat merasakan kepercayaan orang-orang dan aku sadar, aku tidak boleh berharap.
Aku pergi menelusuri halaman depan sekolah, melihat parkir yang diisi dengan mobil mobil dengan pohon disetiap selingannya. Aku melihat mobil biru, yang dulunya aku akan langsung berlari mencari pemiliknya, karena rasa senangku akan kehadirannya sebagai seorang inspirasi dikehidupan sma-ku. Namun sayang, hari ini aku tidak merasakan perasaan yang sama. Aku yang terabaikan dan tergeser, tidak dapat lagi memikirkan dan merasakan perasaan yang sama. Sebagai seseorang yang penting dan aku tau, aku tidak selamanya dapat merasakan kepercayaan orang-orang dan aku sadar, aku tidak boleh berharap.
Dan dimenit ketiga, aku berada tepat
didepan gerbang besar sekolahku. Aku mengingat kejadian dimana seseorang mulai
menjadi penting dikehidupan sma-ku. Disaat ini, ia masih menjadi sesuatu yang
penting itu. Namun, karena hanya aku dan aku pun tak mendapat sesuatu yang
lebih, hanya sesesuatu yang dinamakan perasaan, yang aku pun tidak tahu sampai
kapan akan berakhir.
Akhirnya, aku tiba dikantin sekedar
untuk membeli minuman dingin untuk melegakan dahaga. Berhenti sejenak
memikirkan masa lalu yang cukup berwarna. Ya, cukup berwarna dengan didominasi
oleh hitam dan putih. Walaupun begitu, aku masih tersenyum.
Dalam perjalanan kembali menuju kelas,
aku kembali melihat kedepan dan berpikir “Apa yang aku pikirkan darinya?”.
Padahal, aku sedang memikirkan kebinasaan dalam suatu ikatan, namun aku tetap
tersenyum.
Aku takut, aku takut memikirkan akhir
dari kisah ini. Ketakutan menguasaiku. Karena, ia benar-benar terlihat
melihatku dengan biasa. Kebiasaannya ini membuatku menjadi sedikit gelisah.
Dan sekarang aku ingin percaya, aku
tidak ingin takut dengan fakta. Daripada terus bersembunyi dan mengelak dari
fakta, lebih baik aku belajar menerima dan mencoba untuk merelakan.
Mungkin, semuanya tidak akan berjalan
sesuai dengan rencana. Karena itulah aku tidak ingin menyusun rencana
sendirian. Dan seiring dengan senyum ini, rintikan hujan terdengar lebih deras.
Membantuku untuk merendam rasa sakit. Sama seperti sesuatu yang menenangkan
hati, angin ini.
Dan ternyata, hipotesisku tentang hal
yang ia lakukan adalah salah. Ketidakpekaanku tentang dia yang berada
disekitarku pun menjadi penyebabnya. Ketidakpekaan yang membuatku menyakiti
diri sendiri. Ternyata selama ini, orang yang aku kejar berada disampingku.
Disampingku, berada dekat denganku. Kenapa aku baru menyadarinya? Masalah bodoh
ini membodohiku.
Dan karenanya, hari ini aku senang. Aku
bahagia. Bahkan pelangi kebahagiaan kulihat dengan jelas. Dan ternyata, pelangi
itu tidak hanya memiliki tujuh warna. Sekarang yang dapat kulihat adalah
pelangi memiliki dua puluh empat warna yang indah. Dan senyumnya terselip dan
terlihat indah disana. Ya, orang itu.
Satu per satu pintu mimpi terbuka dan keluar
dari balik persembunyiannya. Kunci rahasia ternyata membuka pintu yang penuh
warna. Entahlah, semuanya tiba-tiba menjadi begitu indah. Ternyata, masuk kedalam
pintu fakta dan kebenaran tidak seburuk apa yang aku pikirkan selama ini.
Kukira akan sakit. Ya, awalnya memang banyak rintangan yang aku lalui sebelum
menemukan pintu ini. Namun, lubang cahaya kecil yang kukejar selama ini
benar-benar indah. Kebenarannya begitu menyejukkan.
Dan ternyata benar, ketika aku membuka
satu persatu fakta. Aku menemukan fakta yang indah dan menyenangkan. Fakta yang
tidak aku sangka. Bahkan, yang dulunya tidak ingin aku pikirkan karena memiliki
resiko sakit dan merasa dikhianati. Tapi ternyata, aku salah. Semua ini sangat
menyenangkan.
Ternyata benar, kami benar-benar
mengincar cahaya yang sama. Melihat cahaya yang sama dan berjalan menuju cahaya
yang sama.
Aku melihat sebuah pohon kecil. Aku
melihat ia tersenyum dan melambai kearahku. Ia yang aku pikirkan selama ini.
Memanggilku dan berjalan menuju padaku.
Kulihat iaberjalan sambil menggenggam
pasir yang berwarna warni dan indah. Ada merah, kuning, hijau, hitam, putih,
biru dan semua warna tampak menjadi satu dan indah. Sekarang, tinggal bagaimana
aku bisa mengambil dan menjaganya.
Mengingat ini, aku kembali tersenyum.
Melihat masa lalu yang ku lalui dengannya, dimana aku bertingkah menjadi dewasa
dan kekanak-kanakan didepannya. Ya, walaupun ia melihatku bertindak
kekanak-kanakan.
Selama ini, ia tersenyum melihatku dan
ternyata ia juga kebingungan. Tindakan anehku yang bermakna lain, senjataku
untuk memperlihatkan diri tanpa memperlihatkannya secara jelas. Ternyata, ia
lebih dulu tahu. Bukankah aku terlihat bodoh? Bertingkah tidak terlihat namun
ternyata terlihat jelas olehnya.
Ya, ia tahu maksudku bertingkah aneh
padanya. Ternyata, kisah ini baru saja dimulai. Pena dan tinta abadi siap
menulis semua hal kapan saja.
Pasti tidak akan berjalan sesuai dengan
rencanakan? Tapi jika aku akan bahagia, jika kami bisa mengukir senyuman satu
sama lain, jika kami percaya kalau hal baik akan datang dimasa depan tidak
peduli rintangan apa yang akan terjadi, jika kami selalu merasa nyaman, aku
rasa tidak apa-apa jika tidak berjalan sesuai rencana.
Dan menjadi sedikit berani, kurasa tidak
apa-apa.
No comments:
Post a Comment