Hari
ke sebelas. Aku tidak melihatnya lagi malam ini.
Peni menghelakan nafas
berat dan menutup buku diarinya. Diregangkannya otot-otot tubuhnya yang kaku,
ia sudah ada di meja belajarnya selama lima jam tanpa merubah posisi. Belajar
dan mengecek kehadiran Kim, dan masih berharap laki-laki misterius itu akan
melewati rumahnya kembali.
“Hhh,
apa aku tidak bisa lagi melihatnya ya? Seperti teman-teman lainnya yang tidak
mengenal Kim saat bersamaku?”
“Lalu,
apa sebenarnya yang ia lakukan pada waktu malam? Bukan itu, apa yang ia lakukan
setiap hari?”
“Hh,
aku lelah.”
….
Sepulang sekolah, Peni
mengunjungi rumah Kim yang kosong itu, kali ini ia menemukan secarik kertas
kosong yang terlihat baru, karena tidak ada debu ataupun sarang laba-laba yang
menempel disana.
Namun, sayang, kertas
yang ia temukan hanya sebuah kertas, tanpa pesan dan kosong, tidak ada hal-hal
aneh tertulis dikertas itu. Namun pertanyaannya, darimana asal kertas itu?
Karena sejauh yang ia tahu, tidak ada penghuni di rumah itu dan tidak ada orang-orang
yang memasuki rumah tua itu. Hanya dirinya, dan mungkin juga Kim.
‘Konon
katanya, rumah besar itu berhantu.’
‘Tidak
ada yang berani memasuki rumah itu, karena, rumah itu membawa sial bagi para pengunjungnya.’
‘Ada
arwah yang tinggal didalam rumah itu, Nak’
Dan banyak lagi yang
Peni dengar dari tetangga yang tinggal disekitar rumah Kim. Ia menanyai nama
Kim namun tidak ada yang tahu. Sedikit demi sedikit, semanga Peni menurun untuk
mencari keberadaan Kim.
“Mungkin selama ini aku
hanya bermimpi.” Ujar Peni dan pulang dengan wajah muram.
Malamnya, Peni keluar
dari rumahnya dengan alasan membeli peralatan sekolah. Ia kembali menelusuri
tempat dimana ia pernah berlari mengejar Kim.
“Aku sangat kenal
tempat ini, bahkan aku tidak tersesat.” Ujar Peni dan melangkahkan kakinya
lebih jauh lagi.
Sambil menyantap roti
yang baru saja ia beli, Peni berniat untuk pulang.
“Peni” Ujar seseorang
dibelakang Peni.
Peni menghentikan
langkah kakinya dan terdiam. Ia tidak menoleh kebelakang ataupun berlari
menjauh, ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.
“Apa
tadi itu? Aku bahkan mendengar suara Kim. Cara diriku mengkhayal ini tidak
beres, aku takut aku akan menjadi gila hanya karena ini”
“Oi, katakan sesuatu
kalau kau benar-benar mendengarku, bodoh.”
“Eh,
aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi air mataku keluar dengan sendirinya.”
Kim berjalan mendekati
Peni. Dan sekarang, ia berada tepat didepan Peni.
“Peni.” Panggilnya
sekali lagi.
“K-kim, apa itu
benar-benar k-kau?” Tanya Peni dan mengusap air matanya.
“kenapa kau menangis?
Apa kau sekarang takut padaku?” Tanya Kim dan Peni hanya diam.
“Oh, jadi kau sudah
takut sekarang, ya apa boleh buat, aku memang tidak bisa dilihat dengan mudah.
Maaf, aku menakutimu, kalau begitu..”
“Kim bodoh.”
Kali ini, Kim
benar-benar terkejut mendengar suara peni yang bergetar itu.
“Aku rasa..” Peni
menggantung kalimatnya.
“Aku merindukanmu.”
Lanjutnya.
Kim menatap wajah Peni
yang memerah karena menangis, sedangkan Peni melemparkan senyum padanya.
“Sudah lama aku tidak
mendengar kalimat itu.” Ujar Kim dan ikut tersenyum. Sedangkan peni, menatap
Kim dengan penuh tanda Tanya atas kalimat yang baru saja ia katakan.
“Aku merindukanmu,
bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku mendengar itu.” Lanjut Kim dan enggan
melepaskan senyumnya.
“Jadi, apa yang
sebenarnya ingin kau katakan padaku? Aku tahu kau selalu mencari keberadaanku.”
“kalau kau tahu, kenapa
kau tidak muncul disaat aku mencarimu dengan susah payah?”
“Aku selalu ada
dibelakangmu. Dan setiap hari aku setidaknya memanggilmu dua sampai tiga kali. Tapi, kau tidak dapat mendengar suaraku.”
“Eh?”
“Tapi, kau beruntung,
kau tiba-tiba dapat mendengar suaraku. Jadi cepatlah, apa yang sebenarnya ingin
kau katakan?”
“sebaiknya cepat
sebelum kau tidak dapat melihatku lagi.”
Peni mendekatkan
tangannya pelan tanpa menghiraukan perkataan Kim. Kim tidak merespon apapun.
Dan akhirnya, tangan Peni menempel di pipi Kim.
“Kau..
.. Nyata …
Kim.”
Tasya kekurangan satu tokoh penting
ReplyDeleteKurang jelas mengapa tu orang bisa jatuh cinta!!
ReplyDeletebelum sampai ke konflik cinta nih :v btw mbb
Deletetes
ReplyDelete