Saturday 28 October 2017

HIDUP YANG MANIS



Hai minna, malam ini rasanya membosankan, dan aku malah gak bisa tidur. melihat imouto dan keluargaku tertidur pulas, aku jadi iri wkwkwk. aku pengen tidur, tapi, pikiranku berputar-putar. jadi, aku memposting ini untuk menghalau kebosanan yang aku miliki. hnnn
Hari ini biasa, aku hanya berjalan kesana kesini dan berbalik arah, diam tidak membantu, bergerak juga tidak.

Hal yang paling aku takuti adalah ketika sikap pemalas yang aku miliki menjadi-jadi, aku benar-benar menjadi seseorang yang payah dan tiadk berguna saat itu. Dan sekarang, aku merasakan itu. Aku memiliki begitu banyak hobi, tapi tidak satupun dari mereka ingin aku kerjakan, bahkan hanya untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terasa begitu malas dan membuat hari menjadi membosankan. Akhirnya, ketika raga tidak ingin bergerak, otak yang aku miliki menyangkalnya dan mengajakku berdebat dalam pikiran berkepanjangan.
Apa ini hidup yang dinikmati orang-orang? Melakukan hal yang sama berulang-ulang bahkan hingga aku dewasa nanti, aku yang berumur 17 tahun saat ini, hanya ingin mengetahui arti kebahagiaan yang selalu berputar mencari jalan keluar.
Aku bertanya pada seorang pria yang mengatakan ia selalu mencintaiku, akan memberikanku apa yang ia miliki sebagai seorang ayah, dan memberikan hasil jerih payahnya padaku, orang yang sangat aku cintai, ayah. Dia berkata kebahagiaan itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak sulit dicari, seperti ayah, melihat kalian tumbuh menjadi anak yang pintar, rajin dan baik, itu adalah kebahagiaan bathin bagi ayah. Melihat keluarga ini berkembang dengan baik, agama yang tak tergantikan, lahir bathin ia senang menerima semua keadaan. Dan ibu juga mengatakan hal yang sama, wanita yang paling aku cintai sejagat raya.
Kepada seorang sahabat, yang setiap hari hamper bersamaku, menghabiskan hari sekolah denganku, bercanda tawa denganku, berbagi cerita dan kasih sayang denganku, perempuan remaja yang dewasa namun kekanak-kanakan, mengatakan bahwa kebahagiaan yang ia miliki itu tidak terlihat. Ia selalu tersenyum dan si penebar tawa dihariku. Sahabat yang tidak ingin aku lupakan ini, memiliki kebahagiaan yang unik, dimana ia senang menjadi dirinya sendiri, ia bersyukur dan sangat senang bahwa ia adalah dia.
Kepada seorang guru yang hebat, jenius dan berintelegen tinggi, aku tidak bertanya, tapi aku mencoba untuk menyimpulkan jenis kebahagiaan yang ia rasakan. Ia adalah si penggila ilmu dan juga batu akik. Perasaannya mudah ditebak, ketika marah, sedih, senang, kecewa bisa dirasakan sekejap mata setelah bertemu dengannya. Namun, ia berada di jenis kebahagiaan yang berbeda. Ia bahagia ketika ia sukses membantu orang lain, bahkan jika orang lain itu menjadi dekat. Ia akan sangat bahagia ketika orang-orang menghargainya secara sempurna tanpa harus diberitahu dahulu. Dan emosi labilnya sebagai seseorang yang dewasa, membuat seorang guru ini terkesan unik.
Kepada seorang teman yang cukup dekat, aku juga bertanya hal yang sama, tidak terlalu jauh berbeda dan masuk akal. Ia bahagia ketika ia dapat mengerjakan hal-hal yang ia inginkan, dan juga dapat memenuhi hal-hal yang ia butuhkan. Terkesan sederhana, tapi cukup masuk akal.
Namun, aku sampai saat ini, memiliki konsep kebahagiaan yang salah. Jadi, aku berfikir bagaimana kalau aku mengubah jenis kebahagiaanku di umur 17 tahunku ini? Bukan ide yang buruk. Tapi aslinya, aku tidak tahu jenis kebahagiaan apa yang aku miliki dimasa lalu, dan tidak jelas juga kebahagiaan jenis apa yang aku inginkan.
Aku adalah seseorang yang  menyukai keheningan, tapi menyukai musik dan alunan suara yang diciptakan angin. Aku menutup mata, agar air mataku tidak keluar. Dan mengeluarkan senyum ketika aku merasa tenang. Tapi, aku yakin itu bukan salah satu jenis kebahagiaan.
Aku melakukan sesuatu demi orang lain, tapi orang lain itu membuat dampak yang besar. Tidak ada alasan khusus aku melakukan sesuatu, aku juga tidak mengerti kemana tujuan aktivitas yang aku lakukan saat ini. Aku baru berumur 17 tahun, tapi aku merasakan sepi dan kebosanan hampir setiap waktu.
Hal apa yang paling menjadi hobiku, hal apa yang paling aku inginkan, hal apa yang paling aku sukai, sekarang bahkan aku tidak bisa menjawabnya. Mengingat ini aku sedih, kenapa aku orang yang sebodoh ini, kemana cita-cita yang selama ini aku simpan? Anehnya, aku memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Tapi, apa fungsinya ini? Dan orang-orang menyebutnya apa? Apa ada orang yang memiliki ini? Jadi, dimana dia?
Menyedihkan, aku menyedihkan, sebenarnya kebahagiaan apa yang ingin aku rasakan? Aku ingin melihat semua orang yang aku sayangi bahagia, tapi aku tidak akan bahagia jika tanpa aku, dan aku tidak tahu bagaimana agar aku bisa masuk kedalam kebahagiaan orang lain. Aku ingin bahagia jika orang yang aku sayangi bahagia, tapi aku rasa itu gila, kenapa hanya merasakannya ketika orang lain merasakan itu? Aku ingin memilki kebahagiaan pribadi, aku bahagia dalam keheningan dan ketenangan sesaat, itu mengisi energy mentalku, dan memompa konsentrasiku.
Ketika menyukai seseorang, setiap kali aku merasakan ini, perasaan senang sekaligus khawatir adalah yang pertama menguasai diriku. Kenapa aku tidak menyukai dua atau lebih? Kenapa satu manusia biasa yang hanya bisa aku sukai dengan hormon ini? Itu satu keanehan jenis kebahagiaan yang aku miliki. Menyenangkan dan mengkhawatirkan.
Tapi, itu akan menjadi parasit, jika hanya aku. Dan ketika orang lain menyukaiku, itu juga akan menjadi parasit, jika hanya dia. Jadi, perasaan suka dan cinta ke orang lain(lawan jenis) ini juga tidak bisa dikategorikan bahagia, aku masih percaya kalau ini adalah permainan syetan dan hormon, jadi berhati-hatilah dan aku berusaha untuk menghindari ini di masa SMA dan kuliahku. Tidak memikirkan hal ini adalah yang terbaik.
Orang-orang menyebutnya cinta? tapi, beberapa orang disekitarku mengatakan padaku kalau cinta itu mengerikan dan berbahaya. Jadi, aku harus menjauh dari kata cinta.
Jika aku disuruh memilih, apakah aku ingin didalam rumah atau diluar rumah, aku akan memilih didalam rumah. Jika aku disuruh memilih didalam rumah sendirian atau diluar rumah dengan mereka? Entahlah, aku rasa sendirian itu menenangkan, karena pastinya tidak ada kecewa dan senang yang terjadi, tidak ada pekerjaan sia-sia si penguras energy. Kalau diluar dengan mereka, pastinya antara bahagia dan sedih adalah dua pilihan yang tak akan menghilang. Tapi itu parasit, dan aku tidak mau berfikir itu adalah hal yang biasa. Karena, itu pasti akan membuat otakku berfikir berputar dan kelelahan. Ya walaupun aku yakin, kemampuan otakku tidak akan melemah karena itu. Hanya saja, ya tidak santai dan tegang, aku lebih menyukai ketenangan yang sepi.
Permainan kata, logika matematika, permainan mencari jalan tujuan eksakta, teori yang berkecimpungan dan masih terapung dalam dunia ilmu, waktu yang masih menjadi misteri saat ini  dan sesuatu yang dikatakan dengan sosialisasi yang melelahkan namun ya ada perasaan yang bisa membuatku merasa normal disana, aku berada didunia itu. Tidak sendirian, tidak terlalu berisik dan tidak sepi, setiap hari melakukan hal-hal yang sama. Jadi dari semuanya, aku ingin melakukan hal-hal baru setiap hari.
Tapi, aku melakukan hal baru, dimana hal itu sudah menjadi kebiasaanku di masa lampau dan terulang kembali. Tidak seekstrim yang dulu, karena bosan melawan dan menghadang semangat.
Kebahagiaan itu tidak ada. Hanya suatu kepalsuan, bahagia selamanya itu juga adalah sebuah bullshit klasik dongeng-dongeng lampau, dan tidak pernah bahagia juga hal bullshit. Jadi, dicaripun tidak akan menemukan hasil.
Intinya, dari tulisan yang lumayan panjang ini, kesimpulannya adalah nikmati hari yang berulang ini. Masalah yang tak terhindarkan dan kebosanan, itu hanya akan menjadi bumbu hari. Kalau bahagia datang dan pergi, nikmati.
Walaupun ini bukan tulisan islami, tapi izinkan aku untuk mengingatkan bahwa kebahagiaan abadi itu adalah di syurga nanti. Jadi, bersiaplah dengan bekal sebanyak-banyaknya, tidak harus besar, tahap demi tahap, lama-lama menjadi bukit. Hnhn, itu adalah kebahagiaan sejati yang sedang kita tuju. Bismillah.

No comments:

Post a Comment