Wednesday 15 November 2017

APA DIA NYATA - PART 2



Hari ke sebelas. Aku tidak melihatnya lagi malam ini.

Peni menghelakan nafas berat dan menutup buku diarinya. Diregangkannya otot-otot tubuhnya yang kaku, ia sudah ada di meja belajarnya selama lima jam tanpa merubah posisi. Belajar dan mengecek kehadiran Kim, dan masih berharap laki-laki misterius itu akan melewati rumahnya kembali.

Friday 3 November 2017

APA DIA NYATA - PART 1



PART 1

Ini sudah masuk hitungan seminggu semenjak Peni mengikuti Kim. Namun, hasilnya selalu sama ia selalu kehilangan jejak Kim.

Saturday 28 October 2017

HIDUP YANG MANIS



Hai minna, malam ini rasanya membosankan, dan aku malah gak bisa tidur. melihat imouto dan keluargaku tertidur pulas, aku jadi iri wkwkwk. aku pengen tidur, tapi, pikiranku berputar-putar. jadi, aku memposting ini untuk menghalau kebosanan yang aku miliki. hnnn
Hari ini biasa, aku hanya berjalan kesana kesini dan berbalik arah, diam tidak membantu, bergerak juga tidak.

NASEHAT KECIL DARI ORANG-ORANG PENTING

bagiku :)

Hai, mungkin ini masuk minggu ke dua dalam masa karantina sebulan dua orang yang cupu =_= banyak hal yang terjadi, dan karantina ini menjadi menguntungkan untuk hal itu. Untuk hasilnya, aku berharap tidak buruk, setidaknya sampai tahun-tahun selanjutnya (ketinggian tuh harapannya).

Sunday 4 June 2017

(MASIH) MENCARI ARTI SUKSES




Sukses? Sukses ya, sukses yang seperti seseorang yang besar dan kaya. Sukses dalam artian pangkat dan pekerjaan. Sukses dalam artian mengalahkan dan menjadi yang terbaik.

CERPEN - SATU PUZZLE YANG HILANG

Satu Puzzle Yang Hilang
Ketika aku berkata “satu yang hilang”, itu artinya aku hampir menyelesaikan teka-teki ini dalam bentuk puzzle. Tapi, bukannya menyelesaikannya, aku malah menghilangkan satu potong puzzle dan kebetulan itu terletak ditempat yang penting.

DIARI - DEAR DIRIKU



Dear Diriku
Ada kalanya, aku menjadi sangat depresi karena suatu kegagalan. Tapi, kegagalan seperti apa itu?  Kegagalan ini, membuat semua orang harus berpura-pura menyukaiku. Membuat orang-orang mengatakan “Ini bukan salahmu”. Salah satu kata hiburan pasaran yang membuat aku semakin dalam menangis. Karna aku tahu, kata itu tidak sepenuhnya benar.

Sunday 23 April 2017

10 HARIKU

Ya, hai minna. Ini adalah hari ke-8 ku mengikuti tahap ke empat ini. Hehe, gak kerasa udah hampir 40 hari gak sekolah dalam semester ini, ah, lupa hari minggu dan tanggal merahnya juga.

Thursday 13 April 2017

BERITA KEPADA HIDUP


BERITA KEPADA HIDUP


Hai, aku adalah seseorang yang mengenalmu hidup. Kita selalu bersama dan bahkan hanya kematian yang dapat memisahkan kita. Ya, kita selalu bersama tapi aku tidak mengenalmu. Kelakuanmu yang tidak konstan bersamaan dengan takdir yang aku juga tak tahu apa itu.

Dua kali aku bersamamu dan berlagak pintar dalam memeliharamu. Tak semudah yang terlihat, dan tak semulus yang kudengar. Bahkan, hampir semua rencanaku gagal. Walaupun digantikan dengan takdir lainnya, tapi rencanaku selalu gagal dan hanya tuhan yang tahu, bukan hanya tahu, ialah yang mengatur segalanya bukan?

Ya, kali ini, aku malah membiarkanmu terbuai dalam kebebasan takdir. Aku membiarkanmu mandiri tanpa rencana sia-siaku, menenggelamkanmu dalam kelam dan terang, membuaimku dengan angin dan hujan, bahkan membiarkanmu berlarian dijalan pelangi yang indah. Namun, kau malah bertindak sebaliknya. Kau diam, dan memaksaku untuk memasang rencanaku lagi. Aku berjalan lagi dan menyerah untuk diam.

Aku mencoba menyusun rencana normal, berjalan dengan mulus seperti yang kuduga, tapi beberapa orang yang kusayangi tampak tak menyetujui apa yang aku lakukan. Lagi, aku tenggelam lagi dan menuai tikaman perasaan lagi, tidak ada yang menolak, hanya kesal yang bergejolak.

Aku menulis ini tanpa perasaan apapun, hampa dalam hati dan kekosongan pikiran. Blank yang aku rasakan bahkan tak membuatku mengedip mengetik ini, betapa banyak bahagia dan sedih yang aku rasakan. Ingin aku berteriak, tolong jangan abaikan aku, aku tahu aku salah, yah, bahkan dengan tidak berteriakpun mereka sadar dan kembali bersikap sebagaimana biasa. Satu hari tempatku bernaung tanpa ada perasaan bahagia, hanya sepi yang membara dan membuatku harus berulang kali merasakan luka. Satu menit terasa seperti satu jam dan agar hal itu tak berlangsung lama, aku menenggelamkanku dalam tidurku atau menenggelamkan hari dengan menggoreskan tinta penaku dengan huruf-huruf khas fisika, menari dan mencari kebahagiaan disana. 

Ya, keheningan dan kekosongan itu hanya berlaku untuk satu hari dan untuk hari-hari berikutnya, mereka kembali seperti biasa dan terlihat memaafkan kesalahan wajarku. Ya wajar, karena aku cepat dalam kepekaan dan menjadi seseorang yang patuh dalam sekejab. Yah, mereka tampak mengetesku, tapi aku tetap bertahan.